Rabu, 31 Oktober 2012

Khotbah Markus 12:28-34, Minggu 04 Nopember 2012

INTROITUS : 
Supaya seumur hidupmu engkau dan anak cucumu takut akan Tuhan ,Allahmu, dan berpegang kepada segala ketetapan dan perintahNya yang kusampaikan kepadamu dan supaya lanjut umurmu.Ul.6:2

BACAAN : Ulangan 6 : 1 - 9; KHOTBAH : Markus 12 : 28 - 34

TEMA : 
Mengasihi Tuhan dengan segenap hati

PENDAHULUAN
Seorang anak sekolah minggu bertanya kepada gurunya: Guru, Bahasa apakah yang dipakai Yesus ketika Ia datang kedunia ini? Si Guru yang tidak pernah belajar di Sekolah teologia menjadi bingung. Bahasa Ibranikah??? bahasa Yunanikah??? Atau mungkin bahasa Inggris? Jerman?Belanda? atau Bahasa Roh???
Dengan jujur si Guru sekolah minggu berkata bahwa dia juga tidak tau dan akan menberikan jawabanya minggu depan.
Setelah beberapa hari dalam suatu perenungan yang mendalam di serta dengan pengamatan dalam sikap hidup orang-orang disekitarnya, akhirnya si Guru sekolah minggu menemukan jawabannya.
Bahasa yang dipakai Yesus ketika datang kedunia ini bahkan sampai sekarang adalah bahasa KASIH.

POKOK-POKOK KHOTBAH
(1) Para pemimpin agama Yahudi solah-olah tidak pernah puas menguji Yesus dengan tujuan untuk mendapatkan kesalahan Yesus. Kali ini terjadi persekongkolan antara ahli Taurat dan orang Saduki yang biasa mereka sering berbeda pandangan namun untuk “menyerang” Yesus mereka bersatu. Isu yang mereka angkatkan adalah mengenai perintah yang terutama. Mereka ingin menguji Yesus apakah Ia menghargai hukum Musa.

Yesus memberikan jawaban yang menarik. Walau diminta memberikan satu hukum yang dianggap terbesar, Ia menjawab dua hukum. Mengapa? Karena mengasihi orang lain adalah tindakan yang akan muncul bila orang mengasihi Allah. Kedua hukum ini saling melengkapi. Kita tidak dapat melakukan yang satu tanpa memenuhi yang lain. Hukum itu menyatakan kewajiban manusia kepada Allah dan tanggung jawab kepada sesama.

(2) Selanjutnya Yesus mengatakan: Kasihilah Tuhan Allahmu dengan dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dengan segenap akal budimu, dan dengan segenap kekuatanmu. Hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan rupanya merangkum seluruh diri manusia, karena hidup manusia yang berlandaskan kasih ditopang oleh hati, jiwa, akal budi dan juga kekuatan dirinya dalam hidup itu. Itu artinya mencintai Tuhan tidak boleh setengah-setengah.

Pada kenyataannya sekarang seringkali, kasih kepada Tuhan menjadi nomor kesekian. Arus modernisasi dan teknologi yang pesat kini menyebabkan manusia lebih menyembah dan mencintai teknologi daripada Tuhan. Teknologi dijadikan dewa. Contoh nyata: orang bisa asyik BBM an saat ibadah berlangsung.

(3)  Disisi lain begitu banyak orang yang berkata mengasihi Tuhan, rajin berdoa, rajin ke gereja, baca Firman, memberi persembahan, namun membenci sesamanya, Yesus berkata: “ mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan." Kasih tidak bisa tergantikan oleh korban bakaran, tidak dapat tergantikan oleh hadiah seharga apapun.

(4) Ketika ahli taurat mengungkapkan persetujuannya terhadap kata-kata Yesus, Yesus berkata: “engkau tidak jauh dari kerajaan Allah”. Seperti yang kita ketahui. Ahli taurat adalah orang-orang yang sangat tidak menyukai keberadaan Yesus. Yesus tahu bahwa mereka tidak menyukai apa yang Ia lakukan. Tapi Yesus tidak pernah membenci ahli taurat terebut. Justru Yesus memandang ia sebagai seorang yang bijaksana, dan mengatakan bahwa ia tidak jauh dari kerajaan Allah. Ia tidak membenci dan mendendam terhadap ahli taurat tersebut. Sikap Yesus ini seharusnya juga menjadi sikap kita, terlebih saat kita berhadapan dengan orang yang mungkin membenci kita atau yang tidak menyukai kita. Kebencian dan dendam adalah dua hal yang dapat menutup diri kita sehingga kita tidak mampu member cinta kasih kita pada sesama kita.

PENUTUP
Kasih itu mencakup kasih kepada Tuhan dan sesama. Sepanjang hidupnya Yesus sangat menekankan tema kasih ini baik dalam pewartaan maupun tindakannya. Kita tahu dalam injil Yesus banyak melakukan mujizat. Mujizat yang dilakukan ini Yesus ini bukan karena ia ingin dikenal sebagai penyembuh tetapi pertama-tama ia lakukan karena ia mengasihi manusia.

Akhirnya, jadikanlah Kasih sebagai jantung dalam hidup kita. Jantung yang dapat membuat hidup kita lebih hidup. Kasih akan membuat hidup kita menjadi lebih damai.

Mari nyanyikan : Kasih itu lemah lembut, sabar sederhana
Kasih itu murah hati, rela menderita
Andaikan aku dermakan, segala milikku
Namun hati tiada cinta, tak mungkin bahagia
Reff:
Ajarilah kami bahasa Kasih Mu
agar kami dekat pada Mu ya, Tuhanku
Ajarilah kami bahasa Kasih Mu
agar kami dekat pada Mu

Pdt.Iswan Ginting Manik,M.Div
GBKP CILILITAN , JAKARTA TIMUR
HP. 081371855839