INTROITUS :
Supaya
seumur hidupmu engkau dan anak cucumu takut akan Tuhan ,Allahmu, dan
berpegang kepada segala ketetapan dan perintahNya yang kusampaikan
kepadamu dan supaya lanjut umurmu.Ul.6:2
BACAAN : Ulangan 6 : 1 - 9; KHOTBAH : Markus 12 : 28 - 34
TEMA :
Mengasihi Tuhan dengan segenap hati
PENDAHULUAN
Seorang
anak sekolah minggu bertanya kepada gurunya: Guru, Bahasa apakah yang
dipakai Yesus ketika Ia datang kedunia ini? Si Guru yang tidak pernah
belajar di Sekolah teologia menjadi bingung. Bahasa Ibranikah??? bahasa
Yunanikah??? Atau mungkin bahasa Inggris? Jerman?Belanda? atau Bahasa
Roh???
Dengan jujur si Guru sekolah minggu berkata bahwa dia juga tidak tau dan akan menberikan jawabanya minggu depan.
Setelah
beberapa hari dalam suatu perenungan yang mendalam di serta dengan
pengamatan dalam sikap hidup orang-orang disekitarnya, akhirnya si Guru
sekolah minggu menemukan jawabannya.
Bahasa yang dipakai Yesus ketika datang kedunia ini bahkan sampai sekarang adalah bahasa KASIH.
POKOK-POKOK KHOTBAH
(1)
Para pemimpin agama Yahudi solah-olah tidak pernah puas menguji Yesus
dengan tujuan untuk mendapatkan kesalahan Yesus. Kali ini terjadi
persekongkolan antara ahli Taurat dan orang Saduki yang biasa mereka
sering berbeda pandangan namun untuk “menyerang” Yesus mereka bersatu.
Isu yang mereka angkatkan adalah mengenai perintah yang terutama.
Mereka ingin menguji Yesus apakah Ia menghargai hukum Musa.
Yesus
memberikan jawaban yang menarik. Walau diminta memberikan satu hukum
yang dianggap terbesar, Ia menjawab dua hukum. Mengapa? Karena mengasihi
orang lain adalah tindakan yang akan muncul bila orang mengasihi Allah.
Kedua hukum ini saling melengkapi. Kita tidak dapat melakukan yang satu
tanpa memenuhi yang lain. Hukum itu menyatakan kewajiban manusia kepada
Allah dan tanggung jawab kepada sesama.
(2)
Selanjutnya Yesus mengatakan: Kasihilah Tuhan Allahmu dengan dengan
segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dengan segenap akal budimu, dan
dengan segenap kekuatanmu. Hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan rupanya
merangkum seluruh diri manusia, karena hidup manusia yang berlandaskan
kasih ditopang oleh hati, jiwa, akal budi dan juga kekuatan dirinya
dalam hidup itu. Itu artinya mencintai Tuhan tidak boleh
setengah-setengah.
Pada
kenyataannya sekarang seringkali, kasih kepada Tuhan menjadi nomor
kesekian. Arus modernisasi dan teknologi yang pesat kini menyebabkan
manusia lebih menyembah dan mencintai teknologi daripada Tuhan.
Teknologi dijadikan dewa. Contoh nyata: orang bisa asyik BBM an saat
ibadah berlangsung.
(3)
Disisi lain begitu banyak orang yang berkata mengasihi Tuhan, rajin
berdoa, rajin ke gereja, baca Firman, memberi persembahan, namun
membenci sesamanya, Yesus berkata: “ mengasihi sesama manusia seperti
diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan
korban sembelihan." Kasih tidak bisa tergantikan oleh korban bakaran,
tidak dapat tergantikan oleh hadiah seharga apapun.
(4)
Ketika ahli taurat mengungkapkan persetujuannya terhadap kata-kata
Yesus, Yesus berkata: “engkau tidak jauh dari kerajaan Allah”. Seperti
yang kita ketahui. Ahli taurat adalah orang-orang yang sangat tidak
menyukai keberadaan Yesus. Yesus tahu bahwa mereka tidak menyukai apa
yang Ia lakukan. Tapi Yesus tidak pernah membenci ahli taurat terebut.
Justru Yesus memandang ia sebagai seorang yang bijaksana, dan mengatakan
bahwa ia tidak jauh dari kerajaan Allah. Ia tidak membenci dan
mendendam terhadap ahli taurat tersebut. Sikap Yesus ini seharusnya juga
menjadi sikap kita, terlebih saat kita berhadapan dengan orang yang
mungkin membenci kita atau yang tidak menyukai kita. Kebencian dan
dendam adalah dua hal yang dapat menutup diri kita sehingga kita tidak
mampu member cinta kasih kita pada sesama kita.
PENUTUP
Kasih
itu mencakup kasih kepada Tuhan dan sesama. Sepanjang hidupnya Yesus
sangat menekankan tema kasih ini baik dalam pewartaan maupun
tindakannya. Kita tahu dalam injil Yesus banyak melakukan mujizat.
Mujizat yang dilakukan ini Yesus ini bukan karena ia ingin dikenal
sebagai penyembuh tetapi pertama-tama ia lakukan karena ia mengasihi
manusia.
Akhirnya,
jadikanlah Kasih sebagai jantung dalam hidup kita. Jantung yang dapat
membuat hidup kita lebih hidup. Kasih akan membuat hidup kita menjadi
lebih damai.
Mari nyanyikan : Kasih itu lemah lembut, sabar sederhana
Kasih itu murah hati, rela menderita
Andaikan aku dermakan, segala milikku
Namun hati tiada cinta, tak mungkin bahagia
Reff:
Ajarilah kami bahasa Kasih Mu
agar kami dekat pada Mu ya, Tuhanku
Ajarilah kami bahasa Kasih Mu
agar kami dekat pada Mu
Pdt.Iswan Ginting Manik,M.Div
GBKP CILILITAN , JAKARTA TIMUR
HP. 081371855839