Jumat, 14 Mei 2010

Asseb-Khotbah Hakim-Hakim 10:10-16, Minggu 16 Mei 2010

Thema:
PILIHLAH SIAPA YANG HENDAK ENGKAU SEMBAH
(Pilihlah ise atendu si isembahndu)

Introitus: Lukas 8:25; Pembacaan : Matius 14:22-33
Khotbah: Hakim-hakim 10:10-16

Pendahuluan
Ada yang mengatakan bahwa hidup adalah pilihan. Bila demikian, janganlah salah pilih mengingat hidup yang singkat ini[1]. Janganlah karena mengejar sesuatu yang sifatnya tidak kekal, menyianyiakan kesempatan memperoleh hal yang kekal. Terlebih demi memperoleh yang tidak kekal tersebut, seperti kekayaan, harta, jabatan, rela memilih menyambah yang bukan Allah Yahwe di dalam Yesus Kristus. Benar pelihan menyembah Allah yang mana adalah hak setiap orang, itulah yang dipahami Yosua ketika ia mengatakan kepada bangsa Israel “pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini”[2]. Namun Yosua menegaskan pilihannya dan dia tidak salah pilih ketika ia mengatakan “tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!" Yosua memilih beribadah kepada Allah tentu bukan asal pilih. Ia memilih menyembah Allah karena percaya kepada Allah nenek moyangnya Abraham, Ishak dan Yakub, bahwa Dialah Allah yang sesungguhnya, Allah yang telah memimpin mereka memasuki dan memiliki tanah Kanaan, Allah yang tetap eksis, apa yang telah dijanjikan akan digenapi yakni apabila setia dan menjalankan undang-undang Tuhan akan tetap sisertai dan diberkati, tetapi sebaliknya akan dimurkai.

Pendalaman Nas
Kalau kita memperhatikan kehidupan umat Allah sejak keluaran dari Mesir, kecendrungan alami mereka nampak sangat jelas bahwa setelah mengalami pembebesan, pertolongan, pemulihan adalah kemerosotan rohani. Dalam Hakim-hakim 10:10-16 yang menjadi perikop renungan kita menyaksikan hal ini. Memang secara jelasnya kita harus membaca seluruh Hakim-Hakim pasal 10. Disebutkan setelah Hakim Yair mati, bangsa Israel melakukan apa yang jahat dimata Tuhan. Mereka menyembah dewa Baal dan para Asytoret, kepada para allah orang Aram, para allah orang Sidon, para allah orang Moab, para allah bani Amon dan para allah orang Filisti[3]. Tidak disebutkan mengapa bangsa ini membuat pilihan demikian. Apakah tergoda karena menganggap bangsa lain lebih sukses, lebih sejahtera karena menyembah berhala?! Apapun alasannya yang jelas bangsa Israel telah melakukan apa yang jahat di mata Tuhan[4]. Akibanya sangat fatal. Allah murka kepada bangsa Israel sehingga membiarkan orang Filisten dan bani Amon berkuasa atas mereka. Dan hal ini berlangsung 18 tahun lamanya. Bukan hanya bangsa Israel yang ada di negeri orang Amori yang di Gilead di tindas dan di injak-injak. Dalam ayat 9 disebutkan bani Amon juga menyeberangi sungai Yordan untuk berperang melawan suku Yehuda, suku Benyamin dan keturunan Efraim, sehingga orang Israel sangat terdesak.
Akibat semua itu, bangsa Israel sungguh-sungguh menderita. Bisa kita bayangkan 18 tahun di tindas dan diinjak-injak. Seperti biasanya, setelah mengalami penderitaan demi penderitaan, bangsa Israel berseru meminta pertolongan Tuhan. Dan sungguh luar biasa, Allah masih berkenan memaafkan dan menolong mereka. Walaupun bangsa Israel sudah melakukan perbuatan yang sangat mendukakan hati Tuhan, yakni meneyembah ilah lain, namun ketika mereka berseru minta tolong dan diikuti sekap hidup yang bertobat, yakni membuang jauh-jauh allah asing yang telah mereka sembah Allah bertindak memberi pertolongan.

Pointer Aplikasi
(1) Pilihan untuk menyembah berhala yang dilakukan bangsa Israel ternyata bukan mendatangkan seperti yang diharapkan. Mungkin awalnya seolah hidup mereka lebih baik. Namun akhirnya tidak demikian. Itulah yang kita dapat pelajari dalam nas renungan kita. Hal ini bisa kita bandingkan dengan orang yang pergi kegunung kawi untuk mendapatkan jimat penglaris usahanya. Atau pergi kepada orang “pintar” yang dianggap mempunyai kemampuan untuk memenuhi keinginannya. Benar apa yang mereka harapkan mungkin terkabul. Usaha mereka sangat sukses. Namun konsekensi pilihan tersebut adalah mereka harus memberikan tumbal sesuai perjanjian. Apakah kemudian mereka berbahagia? Pengalaman membuktikan bahwa harta melimpah, atau kesuksesan duniawi ternyata tidak dapat memberikan kebahagiaan yang sesungguhnya ketika istri atau anak mereka satu persatu mengalami hal yang tidak diharapkan. Demikian juga bagi orang yang melakukan kejahatan, seperti mencuri, koropsi atau perbuatan jahat lainnya. Pilihan untuk melakukan hal tersebut mungkin ketika belum ketahuan memang memberikan kekayaan, kesenangan/kenikmatan namun ketika ketahuan dan berurusan dengan hukum sepertinya semua kekayaan yang dimiliki tidak ada artinya lagi. Disamping perasaan sangat malu juga penderitaan karena dihukum penjara. Bisa jadi perbuatan jahat mereka tidak ketahuan dan mereka terus melakukan kejahatan namun Tuhan pasti tahu. Dan Tuhan pasti memurkai orang yang hidup melakukan kejahatan. Dan akibatnya sudah pasti sangat fatal. Mungkin selama hidup di dunia ini kelihatannya normal-normal saja atau aman-aman saja, namun satu hal yang pasti jika tidak bertobat akan mengalami kebinasaan.

(2) Oleh karena itu, jangan salah pilih. Kalau saat ini ternyata kita sudah salah pilih dalam menyikapi masa depan kita, dimana demi menggapai kesuksesan kita bersedia menyembah berhala, maka saat ini berserulah minta pengampunan dan buanglah semuanya itu, Tuhan akan mengampuni dan akan menolong mengatasi segala persoalan hidup kita. Allah Yahwe dalam Yesus Kristus adalah Allah yang mempunyai kuasa melebihi kuasa apa pun di dunia ini. Sembahlah Dia, maka saudara akan disertai dan diberkati. Dan sebagaimana Firman Tuhan bahwa orang yang mengandalkan Dia tidak akan kecewa[5]. Sebab sesungguhnya rancangan Tuhan bagi kita adalah rancangan damai sejahtera, bukan rancangan kecelakaan. KeinginanNya memberikan kepada kita masadepan yang penuh harapan. Sembahlah Dia.

Pondok Gede, 14 Mei 2010
Pdt.S.Brahmana

-----------------------------------------
[1] Bd. Mazmur 90:9-10
[2][2] Yosua 24:15
[3] Ayat 6
[4] Dalam Hukum Taurat yang ke 2 sangat jelas dan tegas disebutkan agar tidak menyembah berhala (Keluaran 20:3-6).
[5] Bd. Yesaya 58:11; Roma 5:5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar